Chapter 9 Part 1
Chapter 9 part 1 : Tekad yang kuat
Kusanagi
pergi mematikan lampu ruang makan, ruangan yang tadinya terang kini menjadi
gelap gulita.
Setelah
mematikan lampu akan hal ini akupun pergi ke kamarku, masuk kamar dan langsung
menuju tempat tidurku sebelum berbaring di tempat tidur aku meletakkan pedangku
di samping tak jauh tempat tidurku, ku lettakan secara berdiri di tembok
didinding kamarku.
Dengan
rasa lelah yang aku rasakan seharian ini di tambah mengingat aku hari ini
sering sekali d marahi oleh tuan putri Listina membuat hidupku semakin rumit
saja.
Berbaring
di tempat tidurku dengan tangan kananku sambil kuletakkan di atas jidatku
seperti sedang memikirkan sesuatu yang rumit di benaknya membuat kajiki terdiam
sesaat.
“Sudah
lamayah”
Suasana
malam yang semakin larut serta semakin sepi dan angin berlalu hembusannya juga
semakin dingin di maam hari membuat tidur semakin nyenyak
....
Sudah
sepuluh tahun lamanya negeri ini terjalin kedamaiannyah mengingat sepuluh tahun
yang lalu kedamaian di negeri ini hanya dengan seharipun hancur berantakan di
mana banyak terdapat lumuran darah dan rasa sedih akan tangisan para warga.
“Hey
kajki jika kau ingin menjadi ksatria yang hebat kau harus kuat serta pemberani
dan tangguh, apapun itu musuh yang kau hadapi dan sekuat apapun musuh yang kau
lawan kau jangan lari, hadapilah dengan rasa keberanianmu layaknya ksatria
legenda”
Tidur
di malam hariku sedikit terganggu akan hal mimpi tersebut yang selalu saja
mengingatkanku akan kejadian di masa laluku.
13
tahun yang lalu di kerajaan Listina dimana kusanagi kajiki yang masih berumur 4
tahun.
“Tapi
ayah apakah aku bisa melakukannya”
“Hahahaha
tenang saja selama masih ada ayah di sini kau pasti bisa, maka dari itu mulai
saat ini ayah akan melatihmu menjadi ksatria yang hebat”
Akan
hal yang ayah kajiki katakan membuat kajiki merasa senang.
“Wah
apakah benar ayah aku bisa”
“kau
pasti bisa karena kau anakku, melihat umurmu yang semakin tumbuh dan cukup
buatku untuk mulai melatihmu di usia dini ini, tapi kau harus menjalani sebuah
latihan yang sangat berat dan panjang, apa kau sanggup melakukanya”
“Iyah
aku sanggup ayah”
Akupun
yang masih berumur 4 tahun menerima apa yang akan di ajarkan oleh ayahku untuk
membuat menjadi kuat.
Keesokan
harinya aku dan ayahku dimana aku akan berlatih dan ayahku akan mengajariku
bagaimana menjadi ksatria pemberani
Dimana
hari yang masih sangat pagi sekali.
Pagi-pagi
buta mereka menuju pegunungan kratis.
Sebuah
pegunungan yang di dominasi oleh banyaknya bebatuan yang terletak di arah utara
kerajaan Listina.
Sesampainya
di sana tak butuh waktu lama kajiki langsung berlatih, pelatihan yang keras
dimana ingin menjadikan kajiki seorang yang kuat.
Di
hari pertama kajiki berlatih kajiki.
Naik
turun di sebuah area gunung yang jalanya menanjak, sambil naik turun area
gunung dengan membawa beban berat di punggunya sebuah batu besar.
“Ayo
kajiki jangan menyerah kerahkan seluruh tenagamu, ini adalah latihan untuk
meningkatkan daya otot dan stamina”
Seharian
penuh aku berlatih keras dengan membawa beban berat di punggungku.
Hingga
di hari selanjutnya di mana metode latihan sedikit meningkat
Metode
latihan di mana aku di suruh menarik sebuah beban yang sudah kuikatkan di
pinggangku.
Berlari
tanpa henti di atas gunung dengan menarik beban yang berat tak hanya itu menuju
latihan selanjutnya, kajiki menggendong ayahnya di punggungnya.
Dengan
keringat yang bercucuran membasahi seluruh badannya, akan hal itu kajiki tidak
pantang menyerah dengan sekuat tenaga dia berlatih terus berlatih tiap harinya.
“Baiklah
latihan ini sebagai latihan untuk meningkatkan kecepatanmu jadi kau harus
semangat”
Sebuah
latihan menarik beban dan mengendong ayahnya.
Akhirnya
sebulanpun berlalu di mana latihan untuk meningkatkan stamina dan daya tahan
tubuh lalu meningkat dalam tahap selanjutnya di mana ayah kajiki mulai
mengenalkan dasar teknik berpedang.
“Sebulan
ini kau berlatih dengan giat, baiklah sekarang sudah waktunya ayah akan
menunjukkan beberapa teknik pedang serta melatihmu bagaimana menggunakan
pedang”
Dengan
ini tahap selanjutnya di mana kajiki sudah mulai berlatih teknik berpedang.
Membuat
semakin semangat dan merasa senang akan hal ini
Ayahnya
mengenali sebuah teknik di mana cara mengunakan pedang dan melatih kajki.
“Ingat
kajiki kau jangan menyakiti orang yang lemah kau harus menolong dimana ada
kekacauan kau harus selalu membantu dan memegang teguh keaddilan dan kau jangan
mempersalah gunakan teknik pedang ini sebuah teknik pedang keluarga kusanagi”
Sebelum
ke metode pelatihan pedang ayah kajki memberitahunya beberapa hal apa yang
harus dia lakukan dan hal apa yang di larang.
“Teknik
di mana sudah turun temurun dari leluhur kita dari jamun dahulu hingga saat ini
dan kaulah pewaris selanjutnya beserta
adikmu nanti, jika kau sudah menguasai teknik ini kau harus melindungi semua
keluarga jika salah satu keluarga mengalami hal yang membahayakn dirinya hingga
nyawanya terancam kau harus melindunginya dengan nyawamu sebagai taruhanya”
Hingga
ayah kajiki menunjukkan teknik pedangnya dengan menebaskan pedangnya ke arah
pohon besar yang jauh di atas gunung.
Melihat
sebuah jarak tebasan yang jangkauannya sangat jauh membuat kajiki yang
melihatnya tak percaya akan hal ini.
“Baiklah
ayah akan aku ingat selalu perkataan ayah sampai aku mati, dimanapun keluargaku
aku akan melindunginya dengan nyawaku”
“Hemmm
baiklah”
Dengan
ini latihan di mulai.
Hari
di mana melanjutkan latihan dan kini mulai di mana tahapan kajki mempelajari
teknik pedang kusanagi.
Tidak
seperti teknik pedang lainya dimana metode latihan awal tidak terlalu berat
melainkan ringan.
Hal
ini berbeda sekali dengan metode latihan awal yang di jalani kajiki di mana
pada awal latihan kajiki harus mampu menguasai pelatihan kerasa sebagai untuk
meningkatkan stamina tubuh serta keseimbangan tubuh yang bagus agar lebih
efektif menggunakan pedang.
Daya
tahan,keseimbangan,kecepatan
Selama sebulan ini kajiki sudah melaluinya.
Selama sebulan ini kajiki sudah melaluinya.
Setiap
harinya kajiki berusaha sekuat tenaga berlatih menggunakan sebuah pedang yang
terbuat daru kayu, mengunakan media pedang kayu sebagai latihan awal di karenakan
kajiki harus benar-benar maksimal menggunakan pedang sebelum kajiki menggunakan
pedang sesungguhnya, dengan memegang pedang kayu di tangan kanan kajiki
berlatih setiap harinya mempelajari beberapa teknik kusanagi yang ayahnya
ajarkan.
Hari
terus berlalu dan bulanpun terus berganti hingga di mana sudah 6 bulan lamanya
berlalu dengan ini media latihan menuju tingkat selanjutnya di mana kajiki
berhadapan dengan monster gunung yang ada di gunung kratis walau ukuran monster
itu tidak terlalu besar.
Hanya
berhandalkan pedang kayu yang dia genggam kajki melawanya dengan sekuat tenaga
dan semangat yang tidak luntur sama sekali.
Jatuh
bangun tidak masalah tidak membuatnya mentalnya goyang sedikitpun dian bertekad
mengalahkan monster ini hingga jatuh
Tak
sanggup untuk mengalahkan monster itu di hari pertamanya.
Hari
selanjutnya kajki melawannya kembali namun belum mampu mengalahkan monster itu,
dengan setiapn harinya di awasi ayahnya yang berada jauh di bawah pohon yang
sedang bersantai ayahnya selalu mengawasi kajiki dan memperhatikan kajiki
bertarung.
Tak
membuatkan hasil di hari kedua kajikipun mencobanya kemabali di hari ketiga
namun tetap saja sama dia tak bisa mengalahkanya, hari keempat juga sama dan di
hari kelima berkat perjuanangan yang keras setah kegigihanya dia bisa
mengalahkan monster itu.
Melihat
anaknya mampu menumbangkan monster itu membuat ayah kajiki tersenyum bangga.
Ayah
kajki mendekati kajiki dan menunjukka beberapa teknik pedang kusanagi.
Hari
terus berlalu di mana teknik pedang kusanagi sudah setengah di kuasai oleh
kajiki di mana setiap harinya kajiki selalu menantang monster yang lebih besar
dari sebelumnya.
Menggunakan
pedang tumpul yang di genggam di tanganya dia mengalahkan beberapa monster
besar yang dia hadapi.
Bulan
berlalu lamanya dan dua tahunpun berlalu di mana kusanagi kajiki sekarang sudah
mampu menguasai seluruh teknik pedang kusanagi
Dengan
mudahnya kajiki mengalahkan beberapa monster besar daa kuat
“Hemmm
baiklah dua tahun ini kau sudah menjadi hebat kajiki, untuk menguji kekuatanmu
dan teknimu serta ilmun yang selama ini sudah aku ajarkan padamu ayah akan
langsung mengujimu”
Sebuah
sergapan tebasan dengan cepat ke arah kajiki akan tetapi dengan sigapnya kajki
menangkis serangan dengan pedangnya
Dengan
mengunakan pedang kayu mereka bertarung
“Tringg”
bunyi benturan pedang
“Baiklah
ayah mari kita mulai”
Pertarungan
yang hebat di mana kajki bertarung melawan ayahnya akan tetapi pertarungan ini
tak berjalan lama denga pertarungan dimana di menagkan oleh ayahnya.
“Sudah
kuduga kau masi belum terlalu kuat, dengar kajiki jika kau terus mengasah
kemampuan teknik pedang ini maka teknik ini akan lebih kuat lagi bahkan jika
kau berlatih hingga keras tak ada yang mungkin untuk mengalahkan ayahmu bahkan
kau bisa mengalahkan orang yang lebih kuat dari ayah”
Kajikipun
kembali berdiri.
“Mungkin
kau bisa membuat teknik ini berevolusi dan lebih kuat dengan teknik ayah yang
gunakan ini, maka dari itulah kau harus terus berlatih dan mengasah teknik ini”
Sedikit
kesal karena kajiki di kalahkan ayahnya dengan ini dia memotivasikan ayahnya
agar menjadi lebih kuat seperti ayahnya bahkan melampaui kekuatan yang ayahnya
miliki.
Hingga
kajki berlatih kembali mengasah teknik pedangnya hingga selama satu tahun
lamanya dia berlatih terkadang ayahnya juga mengawasinya, satu tahun sudah
berlalu dan telah memaksimalkan kekuatannya dari sebelumnya.
Sekali
lagi kajiki menantang ayahnya untuk menguji sampai mana kekuatan yang di
milikinya.
“Baiklah
ayah kali ini aku akan menantangmu dan kali ini pasti aku akan menang”
“Hemmm
baiklah”
Memulai
pertarungan keduanya saling menyerang dan menahan
Melihat
pergerakan kajiki yang sungguh berbeda dan cepat sekali dan tak hanya
kecepatannya saja yang meningkat beberapi tebasan yang dia arahkan ayahnyapun
sangat kuat sekali.
“Latihan
apa yang kau jalani selama satu tahun ini sehingga membuatmu dengan cepatnya
menjadi sekuat ini kajiki, dengan ini sudah cukup bagiku mewariskan teknik
pedang kusanagi, aku sangat bangga padamu kajiki” dalam hati ayah kajiki
berkata.
Kajiki
selalu mendesakkan ayahnya dalam pertarungan selalu membuat ayahnya kesulitan
dalam bergerak dan selalu menangkis serangan kajiki.
Namun
pertarungan ini akhirnya selesai juga tak berubah sama sekali dengan
pertarungan seelumnya tetap saja kajiki kalah dari ayahnya.
Kajiki
bangkit kembali dan selesai lah sudah pertarungan.
“Kau
sudah mulai berkembang kajiki dengan ini kau bisa menjadi ksatria hebat
teruslah asah kemampuanmu itu”
“Baik
ayah”
Ayahnya
mengajak kajiki pulang akan tetapi kajiki menolaknya dan ingin berlatih melatih
kemampuanya agar semakin kuat dan bisa mengalahkan ayahnya.
Comments
Post a Comment