Chapter 6 Part 2
Chapter 6 Part 2 : Mustahil bagi kami mengalahkanya
Hingga
mau gimana lagi tak ada cara lain untuk menyelamatkannya hanya dengan cara
itulah satu-satunya jalan untuk bisa menyelamatkan putri Listina.
Hidup
dan mati hanya ada di tangan Putri febel hanya dia satu-satunya harapan yang
tersisa yang bisa menyelamatkan tuan putri listina.
“Baiklah
akan aku lakukannya”
“wahai
elemen angin yang agung aku membutuhkan bantuanmu dengan seluruh jiwa ragaku
buatlah angin besar bagaikan badai yang mengamuk hempaskan lah semua yang
menghalangimu dengan kekuatan serangan yang hebat”
“Wndstrom”
Sebuah
hempasan angin yang sangat kuat bagaikan badai yang sedang mengamuk
menghempaskan seluruh yang ada di hadapannya
Angin
yang di hasilkan akan kekuatan yang di lakukan putri febel sangat kuat.
Dengan
di mana putri lumia mengeluarkan kekuatannya sebuah serangan miliknya akhirnya
menjangkau tuan putri Listina dengan hempasan yang besar hingga membuat Putri
listina terdorong jauh dengan angin yang sangat kencang menghembus dirinya
dengan terpental jauh ke arah timur.
Hingga
pada akhirnya sebuah serangan naga itu tidak mengenai putri Listina akan tetapi
dengan hembusan api yang sangat besar hembusan itu mengarah ke rumah serta
banguna penduduk
Mengahancurkan
apa yang di lewatinya hingga hancur kemudian terbakar.
Tuan
putri Listina yang terbang melayang ke arah timur hingga akhirnya nyawanya bisa
di selamatkan.
“Mizuna
... selamatkan lah Selica dengan
kekuatanmu” putri ikusi berkata
Dengan
jangkauan yang sudah lumayan dekat dan bisa di jangkau oleh putri Rei.
“Yare-yare
merepotkan saja, baiklah sekarang giliranku”
Putri
Rei Mizuna pengguna elemen cahaya dengan kekuatannya dia bisa memanipulasi
kekuatan elemennya menjadi kecepatan seperti cahaya.
Putri
rei mulai melakukan pergerakan.
Hingga
pergerakannya tak terbayangkan sangat cepat sekali hanya dengan berpindah ke
tempat satu ke satu hanya dengan itungan detik.
“Wah
tidak dapat di percaya dia sudah ada di atas saja sungguh kecepatan yang luar
biasa”
Akhirnya
putri rei bisa menjangkau putri Listina yang berada di udara
Meraihnya
lalu berpindah dengan cepat ke posisi semua dimana tempat para putri berkumpul.
Terselamatkan
lah putri Listina
“Hiruka
apakah bisa melakukan serangan itu” putri vimer
“Hemmm
melihat ukurannya yang sangat besar tak mungkin aku tak bisa melakukanya,
sebuah sasaran empuk, aku akan mempersiapkanya”
“Baiklah
selagi kau mempersiapkan seranganmu aku akan berusaha menahanya” putri ikusi
Dengan
datangnya putri listina yang terluka akibat terkena hempasan angin besar, putri
febel menghampirinya dan berusaha memulihkannya dengan sihir penyembuh miliknya.
“Selica
apakah kau baik-baik saja”
“Yah
aku baik-baik saja, terimakasih Lumia”
“Sini
aku obati”
Putri
lumiapun mengobati putri listina secara perlahan memulihkannya dengan sihir
penyembuhan tidak hanya tubuhnya saja yang pulih bahkan mananya bertambah dan
kembali pulih.
Selagi
membantu mempersiapkan serangan putri alderami dan memulihkan putri listina,
putri ikusi berusaha menahan serangan naga itu.
Membuat
sebuah perisai es besar yang melindungi mereka dari serangan naga untuk
menghalau api yang menyerang mereka.
“Wessss”
Sebuah
hembusan api mengarah kepada mereka namun berbenturan dengan perisa es milik
putri ikusi sebuah benturan api dan es, namun tak kuat akan serangan api yang
cukup besar dan panas membuat perisai es mulai meleleh serta menguap.
Sebuah
retakan terjadi membuat api mulai menerobos pertahanan perisai es.
Sebuah
api yang tak sedikitpun meredup bahkan tak terhentikan
Hingga
membuat lapisan perisai es semakin menipis, merah api menyala mulai mendekat
kepada mereka.
Detik
drtik dimana nyawa mereka akan berbahaya
Namun
sebelum hal itu terjadi sebuah diding tanah besar yang kokoh berdiri menjulang
ke atas muncul.
Sebuah
tanah menjulang ke atas menbentuk tembok besar
Tepat
di saat perisai es menghilang lenyap di layap api.
“Darrrr
buss”
Terbentur
lah api ke sebuah tembok tanah yang besar dan kokoh
Sebuah
kekuatan elemen tanah yang di miliki putri vimer.
“Hiii
biar aku bantu haruhi”
“Terima
kasih fuyumi”
Putri
vimer pengguna elemen tanah.
Menahan
laju api dengan tembok tanah yang kokoh sehingga membuat hembusan api itu
terhenti seketika.
Dalam
pertarungan yang sedang terjadi antara tuan putri kerajaan dengan sosok naga
besar, jauh di sana para murid class 2 hanya bisa terdiam dan melihat saja tak
bisa berbuat banyak.
“Wah
sungguh hebat sekali para tuan putri itu”
“Tidak
hanya cantik tapi mereka semuanya kuat”
Kekacauan
yang terjadi dan banyaknya kerusakan yang di alami, serta kobaran api kebaran
mulai merambat ke rumah-rumah warga
Membuat
para murid class 2 mengambil sebuah tindakan untuk meminimalisasikan kebakaran
api.
“Baiklah
dari pada kita semua diam saja sebaiknya kita membantu”
“Hah
membantu katamu, bukankah kau sudah tau betapa kuatnya naga itu bahkan serangan
kita saja tak berpengaruh padanya”
“benar
juga,, tapi setidaknya kita membantu memadamkan api serta mengurangi kerusakan
yang di timbulkan naga itu serta menyelamatkan para warga sebisa mungkin”
“Yosk
baiklah:” berkata bersama
Akhirnya
dengan keputusan bersama para murid class 2 mulai beroperasi melakukan
pertolongan serta membantu memadamkan api sebisa mungkin serta menyelamatkan
warga yang tertinggal dan terluka.
Mengevakuasi
segera mungkin ke tempat yang aman dan jauh dari serangan naga.
....
Ketika
semua para putri sudah berkumpul.
Hingga
pada akhirnya sebuah serangan putri alderami yang sudah dia persiapkan sudah
untuk dia lepaskan dan tertuju kepada naga itu.
“Yosh
baiklah aku sudah selesai”
“Baiklah
segera cepat lakukan hiruka”
Putri
alderami mulai bergerak ke depan melakukan sebuah pemantraan.
Hingga
pada akhirnya putri alderami menggunakan tombaknya
Mulai
menggenggam tombak itu dengan tangannya.
“Hancurkan
lah apa yang ada di sana dengan seluruh kekuatan surgawi aku pusatkan kepada
tombakku ini”
Putri
alderami melakukan pergerakan dimana dia melemparkan tombaknya ke atas langit.
Dengan
kuatnya dan cepatnya tombak itu seakan terbang ke langit,
Terbang
tinggi ke atas hingga berada di sebuah titik berada naga itu.
Munculah
sebuah kilatan besar di atas langit.
Sebuah
kilatan cerah terang, sebuah sambaran petir besar tertuju kepada naga itu
menyambar naga itu secara langsung dari atas.
“Duaar”
Sebuah
kilatan besar muncul dengan hebatnya di serta ledakan besar
Naga
itu terkena serangan sambaran petir.
Meraung
seperti kesatikan tersengat petir yang sangat besar terlihat tubuhnya hangus
seketika dan teraliri listrik di tubuhnya.
“Trett
trett trett” aliran listirik
Namun
naga itu masih terlihat kokoh dan baik-baik saja walau sudah terkena serangan
yang hebat secara bertubi-tubi.
“Seberapa
kuat naga itu” putri alderami
Tak
hanya kulitnya yang sangat amat keras tapi juga seluruh tubuhnya kokoh sekali
seperti baja apapun serangannya tidak akan mempan padanya.
Melihat
putri Listina yang sudah pulih dan mulai berdiri kembali.
“Kau
begitu ceroboh sekali selica, bertindak tanpa memikirkan sebuah rencana
terlebih dahulu” putri ikusi
“Hehehe
maafkan aku lah haruhi” putri listina
“Di saat seperti ini apa yang harus kita lakukan” puti febel
Meraka
semua membicarakan tantang penyusunan rencara untuk bisa mengalahkan serta
menumbangkan naga itu
Dengan
keputusan yang sudah yakin.
“Baiklah
aku akan mencoba menghentikanya. Setelah itu kalian semua bersiaplah untuk
menyerangnya” putri ikusi
“Tapi
bagaimana bisa kau menghentikanya” putri selica
“Aku
akan membekukanyanya” putri ikusi
“Hah
kau sudah gilanya, jika serangan saja tak bisa menumbangkanya bagaimana dengan
seranganmu itu” putri selica
“Kita
tidak tau sebelum mencobanya” putri ikusi
Dengan
tekatnya yang sudah bulat dan betapa seriusnya tuan putri ikusi melakukan
serangan dengan kekuatan elemenya.
Dia
berjalan ke arah depan menuju hadapan naga itu melangkah satu demi satu langkah
kaki dia lakukan hingga kahirnya putri nikusi berhenti dan merendahkan tubuhnya
ke bawah.
Terlihat
tangan Putri ikusi menyentuh tanah.
“Bersiaplah
naga bodoh"
Dengan
seketika tiba-tiba dataran tanah menjadi es dan merambat menuju ke arah naga.
Sungguh
kekuatan yang tak terduga, es mulai merambat ke naga itu perlahan membekukan
kakinya alu menuju bagian atas.
Seluruh
bagian bawah naga sudah seluruhnya di bekukan dan akhirnya seluruh badan naga
membeku terselimuti oleh es.
Tuan
putri ikusi kembali berdiri dan berjalan kembali menuju ke tempat para putri
lainya.
“Wah
kau hebat sekali ikusi” puti febel
“Hiii
itu bukan seberapa”
“Baiklah
sekarang giliran kita melakukanya” putri vimer
Tiba-tiba
sebelum serangan di lakukan hal yang tak terduga muncul, tiba tiba sebuah
retakan terdapat di es yang membekukan naga itu dan apa yang terjadi retakan es
itu secara perlahan menyebar ke semua titik beku hingga akhirnya es yang
menyelimuti dan membekukan naga itu hancur seketika sehingga naga itu bebas
kembali dari kurungan es.
“Hah
apa yang terjadi”
Putri
ikusi yang melihatnya dengan tatapan ketakutan dan tidak percaya elemen esnya
terhentikan dan hancur.
Semua
para tuan putri melihat ke arah naga.
Di
lihat dari situasi yang semakin parah dan bala bantuan kerajaan yang tak
kunjung tiba di tempat kejadian serangan.
Sehingga
membuat para tuan putri memutuskan untuk mundur terlebih dahulu.
"Sebaiknya kita mundur, kekuatan kita bukan
tandingan naga itu naga dengan level tinggi, dari ukuranya sudah tampak besar
apalagi kekuatannya” putri vimer
“Benar
juga yang di katakan fuyumi, lagian kita juga harus memulihkan mana kita
terlebih dahulu”
“Yah
itu benar”
Namun
dengan keputusan ini tuan putri listina membantah dan bersikeras untuk
menghentikannya.
Walaupun
naga itu memiliki kekuatan yang besar, aku sebagai putri kerajaan Listina tidak
akan diam saja dan akan terus melindungi kerajaan ini beserta penduduk dan kota
dengan tangan dan nyawaku”
Sebuah
tekad yang sangat besar yang di miliki tuan putri Listina dengan segenap
jiwanya dia ingin melindungi apa yang dia lindungi dengan ke dua tangannya
sendiri dan bahkan nyawanya sekaligus menjadi taruhan hidup baginya.
Tidak
ada pilihan lagi dengan keputusan yang egois tuan putri Listina
Membuat
ke 6 putri juga ingin membantunya.
“Ahhh
kau Selica” putri vimer
“Sebelum
itu kita tahan dulu dan fokus dalam pemulihan mana” putri ikusi
Karena
pasokan mana yang hampir habis terpaksa mereka menunggu pemulihan mana mereka
terebih dahulu.
Tiba-tiba
dalam hal seketika serta sekejap mata dan tak terdeteksi apapun yang terjadi di
sana.
“Sriiinggg”
Sebuah
tebasan cepat yang memotong sayap kiri naga, terbelah terpisah dari tubuh naga
itu.
Dengan
kejadian ini yang di saksikan para tuan putri, semua para tuan putri merasa
terheran-heran apa yang terjadi sebenarnya dan siapa orang yang melakukan ini.
“Hah
apa yang terjadi” putri alderami
Naga
itu meraung keras.
“Arrrrggg”
Sayap
kiri naga yang bahkan berukuran sangat besar yang tidak mungkin bisa di potong
dengan serangan biasa, jatuh ke hamparan tanah.
“Sulit
di percaya sayap naga itu terpotong” putri rei
Terlihat
seseorang sedang berdiri di atas atap sebuah bangunan yang gedung yang tinggi,
orang itu menggunakan jubah hitam yang menyelimuti dirinya beserta sebuah
sehelai kain seperti masker yang menutupi setengah wajah untuk mengelabui
identitas dirinya dan membawa sebuah pedang berwarna hitam.
“Lihat
di sana di atas gedung tinggi itu”
Comments
Post a Comment